TAKUT


Duduk tangis hanya itu yang ku rasa
Hembusan angin menusuk tulang-belukangku
Tuhan,
Benarkah engaku akan menyiksaku setelah aku beriman padamu
Benarkah engkau akan menjauhiku setelah aku mencintaimu
Benarkah engaku akan menolak segala perbuatanku
Setelah aku mengharap rahmat dan maafmu
Benarkah engaku akan menghempaskanku setelah aku berlindung dengan ampunan-mu

Demi wajahmu yang mulia, tidak mungkin engkau mengecewakanku

Duhai, Ibu!
Apakah sebuah kecelakaan ibu telah melahirkanku
Kesusahan-kah engkau bu, melahirkanku
Bu, aku belum mampu memberikan bahagia untukmu,

Alangkah Baiknya
Bila ibu tidak melahirkanku dan tidak memeliharaku
Alangkah baiknya
Sekiranya aku tahu
Engkau jadikan aku pemilik bahagia
Yang kauistimewakan dengan pengorbanan di dekat-mu
Sehingga tenang hatiku dan tentram diriku
Tuhan,
Apakah engaku akan menggelapkan wajah-wajah
Yang sudah rebah tunduk karena kebesaranmu

Apakah engkau akan membungkam lidah-lidah
Yang selalu bergetar memuji keagungan dan keluhuranmu

Apakah engkau akan mengunci hati
Yang telah luluh dalam kecintaan pada-mu

Apakah engkau akan menulikan telinga-telinga
Yang telah menikmati mendengarkan zikir-mu dalam iradah-mu

Apakah engkau akan membelenggu tangan-tangan
Yang terangkat karena harapan padamu memohon kasihmu

Apakah engkau akan menyiksa tubuh-tubuh yang beramal mematuhi-mu
Sehingga melepuh dalam mengabdi-mu

Apakah engkau akan mengazab kaki-kaki
Yang berlari ‘tuk berbakti padamu

Tuhan,
Jangan tutupkan pintu rahmatmu
Dari orang yang mengesakan-mu

Jangan halangi memandang indahnya rukyat-mu
Orang yang merindukan-mu

Wahai Tuhan,
Diri yang telah kauteguhkan dengan tauhid-mu
Bagaimana mungkin engkau rendahkan dengan kehinaan pengusiranmu
Hati yang telah terikat dengan cinta-mu
Bagaimana mungkin engkau bakar dengan panasnya api-mu

Wahai Yang Menguasi Langit,
Lindungi aku dari pedihnya murka-mu
Dan besarnya marah-mu

Wahai yang pengasih
Wahai yang pemberi
Wahai yang penyayang
Wahai yang penyantun
Wahai perkasa, wahai penguasa
Wahai pengampun, wahai penutup

Selamatkan Aku yang Hina ini dengan rahmatmu
Dari azab nerakamuDan ungkapan cela
Pada saat terpisah orang mulia dan orang durhaka
Ketika segala daya binasa dan segala bahaya menimpa
Ketika orang baik didekatkan
Orang jahat dujauhkan
Setiap diri di balas sesuai dengan hasil kerjanya
Dan tidak dianiaya.
Bandung, 19 Agustus 2017
Penulis Sunyi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM KEBENDAAN DAN HAK KEBENDAAN

KAIDAH-KAIDAH FIQIH

“Menanamkan Cinta Ilmu Kepada Anak”