Birokrasi Tatar Santri

Pada akhirnya, kendati subkultur Metal Indonesia setidaknya pada momen ini  telah berhasil memenuhi kriterianya sebagai sebuah subkultur, namun pada kenyataannya konteks keindonesiaan dapat menjadi faktor determinan yang kelak dapat mendudukkan subkultur Metal Indonesia secara signifikan berbeda dengan Metal di negara lain. Bahkan menjadi sangat masuk akal bila konsep subkultur Metal Indonesia sepenuhnya berbeda dengan apa yang telah dikemukakan Hebdige, yaitu sebagai “jawaban” terhadap parent-culture yang dominan. Jika demikian persoalan dominasi juga harus ditempatkan ke dalam kerangka globalisasi, karena melalui inilah dominasi menjadi terposisikan secara kompleks. Metal telah menjadi lokal baru yang berhadapan dengan Sunda, Kejawen dan Islam yang transnasional dan global. Globalisasi juga dapat membuktikan pernyataan Hebdige (1989: 97) bahwa “the Otherness” yang diartikulasikan oleh subkultur anak muda seperti Metal kemudian direduksi menjadi semata kesamaan (ideologis) yang mereduksi peluang keragaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM KEBENDAAN DAN HAK KEBENDAAN

KAIDAH-KAIDAH FIQIH

“Menanamkan Cinta Ilmu Kepada Anak”