Ruh-Nya Para Wanita ( Pemilik Rumah Di Dalam Surga Terbuat dari Bambu (Mutiara) )

Ruh-Nya Para Wanita
( Pemilik Rumah Di Dalam Surga Terbuat dari Bambu (Mutiara) )
Oleh : Yadi Jayadi
(Penulis: Mahasiswa UIN SGD Bandung, Sekretaris Umum HIMAT Cabang Bandung, Ketua Umum Lembaga Pers Mahasiswa LENSA, Pengajar DTA Mitra Muhajirin, Reporter LAPMI Kab.Bandung, Pembina Ikatan Remaja Mesjid Komp.Griya Mitra Posindo-Bandung )

ôs)s9 šc%x. Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouŽö9Ïã Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# 3 $tB tb%x. $ZVƒÏtn 2uŽtIøÿム`Å6»s9ur t,ƒÏóÁs? Ï%©!$# tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ Ÿ@ÅÁøÿs?ur Èe@à2 &äóÓx« Yèdur ZpuH÷quur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÊÊÊÈ  
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka ( para Nabi dan umat mereka ) itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. ( QS.Yusuf )


            Kita akan menjelajahi bintang pertama dari gugusan bintang kenabian. Kita akan berjumpa dengan simbol kesucian kehormataan dan ketakwaan. Bersua dengan sekuntum bunga yang menyebarkan aroma wangi hingga ke seluruh penjuru dunia dengan keharuman iman, pengorbanan, kedermawanan dan pembelaan.

            Kita akan menemui orang yang pertama memeluk Islam dari golongan wanita. Orang pertama yang sholat bersama Rasulullah saw. Wanita yang pertama yang menganugrahkan keturunan bagi beliau. Wanita yang pertama yang akan masuk surga. Wanita pertama yang mendapatkan salam dari Tuhannya. Wanita yang dikategorikan shiddiq di antara wanita-wanita mukmin lainnya. Istri nabi yang pertama meninggal dunia, dan orang pertama kuburannya diinjak oleh Nabi saw. di Mekkah.

            Dia beriman kepada Nabi saw, di saat semua orang kafir kepadanya. Membenarkan risalah beliau di saat semua orang mendustakannya. Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan beliau di saat semua orang enggan memberinya, dan wanita memberi keturunan kepada beliau. Siapakah dia.
            Dia adalah Ummul Mukminin dan wanita paling agung se-jagat raya pada masanya. Dia adalah Ummu Al-Qasim binti Khuwailid bin Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushai bin kilab. Lahir di Ummul Qura (Mekkah), sekitar 15 tahun sebelum Tahun Gajah. Keturunan suku Quraisy dari keluarga bani Asad. Dia adalah ibu kandung dari putra putri Rasulullah saw.

Khodijah binti Khuwailid ra. memiliki pikiran yang matang, terhormat, taat beragama, pandai menjaga kehormataan, dan dermawan, serta salah seorang yang dijamin masuk surga.
Nabi saw. sering memujinya dan menganggapnya lebih utama dari seluruh isrti-istrinya, beliau tampak sangat menyanjungnya, sehingga tidak jarang membuat ‘Aisyah binti Abu bakar ra. cemburu kepadanya. ‘Aisyah binti Abu Bakar ra. mengakui hal itu seraya berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang wanita seperti kecemburuanku kepada khodijah, karena Rasulullah saw. sangat sering menyebut-nyebutnya” (Muttafaq ‘alaih).
Yang kita ketahui bahwasannya Aisyah binti Abu Bakar ra. tidak pernah melihat wajahnya dan bahkan tidak pernah bertemu dengan ibu kita Khodijah binti Khuwailid ra. dan Nabi tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah ra. masih hidup hingga khodijah ra. meninggal dunia.

Khodijah ra. memiliki hati yang bersih dan jiwa yang ridha dalam merenungkan perjalanan hidupnya. Di satu sisi dia terbilang wanita yang sukses (atas karunia Allah) dalam bidang perniagaan, satu kafilah dagang Khodijah ra. yang dikirim ke Syam serta dengan konsorsium beberapa kafilah dagang Quraisy. Meski demikian, dia tidak merasa bangga dan bahagia, karena hatinya sangat mendambakan bekal yang menjadi sumber kehidupan hati insan (yakni bekal iman yang kemudian dibawa oleh Nabi saw.)
Sebelumnya ibu kita pernah menikah dengan Abu Halah bin Zurarah At-Tamimi dan ‘Atiq bin ‘Abid bin Abdullah Al-Makhzumi. Namun, pernikahan ini pun tidak berlangsung lama (ajal memupus harapannya itu).
Tidak habusnya keutamaan ibu kita Khodijah binti Khuwailid ra. dia adalah wanita yang gigih, memiliki semangat tinggi, berwawasan luas, dan suka dengan nilai-nilai religius, kebersihan dan kesucian. Karena itu, ia dikenal di kalangan Quraisy dengan julukan Ath-Thahirah (waanita suci).
Khodijah ra. sering mendengar penuturan sepupunya, Waraqah bin Naufal, tentang kisah para Nabi dan Agama. Dalam kondisi seperti itu, angan-angannya melambung ke angkasa  keutamaan dan kebaikan yang sangat jarang dilakukan oleh siapa pun yang hidup pada masa itu.

            Pada suatu malam, ketika bintang-bintang seakan-akan enggan menampakan dirinya dan gelap gulita menyelimuti dunia, Khodijah ra. duduk di dalam rumahnya setelah thawaf beberapa putaran di sekeliling Ka’bah. Lalu, ia beranjak menuju peraduannya dengan rasa puas dan seuntai senyum yang menghiasi bibirnya. Ia tidak pernah tahu apa yang sebenarnya sedang tersembunyi di balik perasaannya saat itu. Tidak lama kemudia, dirinya telah terbuai dalam tidur yang tenang. Di dalam tidurnya ( Ibu kita bermimpi ada matahari besar yang turun perlahan dari langit kota Mekkah dan berhenti tepat di atas rumahnya. Seluruh sudut ruangan yang ada rumannya diterangi dengan sinar yang indah. Sinar itu memancar dan menerangi segala sesuatu yang ada di sekitarnya, sehingga menyenangkan hati sebelum menyenangkan mata setiap orang yang memandangnya). Khodijah ra. terbangun dari tidurnya, tapi ternyata malam masih menyelimutinya. “Cahaya yang ia lihat begitu indah dalam mimpinya tetap memenuhi perasaannya dan memancar di dalam lubuk hatinya”.
Ke-esokan harinya ibu kita langsung bergegas menuju rumah sepupunya, Waraqah bin Naufal. Ia berharap mendapatkan penafsiran mimpi itu. Khodijah ra. mendapati Waraqah sedang membaca lembaran-lembaran kitab suci yang sangat dia sukai yang selalu ia baca pada waktu sore, ibu kita menceritakan semua tentang mimpinya. Waraqah merasakan ada suatu kekuatan yang menarik perasaannya, sehingga ia lupa denga lembaran-lembaran kitab suci yang ia baca ketika Waraqah mendengar penuturan ibunda kita.
Rona wajah Waraqah menyiratkan rasa bahagia dan seuntai senyum menghiasi bibirnya seraya berkata kepada ibu kita dengan suara yang tenang dan berwibawa, “Berbahagialah, wahai sepupuku. Seandainya Allah s.w.t. benar-benar membuat mimpimu menjadi kenyataan, maka cahaya kenabian akan masuk ke rumahmu. Dan darinya, akan terpancar cahaya risalah nabi terakhir” Allahu Akbar....
            Berdasarkan ayat di atas Quran Surat Yusuf ayat 111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka ( para Nabi dan umat mereka ) itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Dewsa media Televisi maupun Cetak, dan baru-baru ini juga kita di sibukan dengan persoalan asusila (moralitas) pelecehan seksual, perbudakan (Human Traviking), kekerasan, dan tidak sedikit sampai berujung pembunuhan, dari tahun ke tahun tingkat kekerasan maupun kriminalitas semakin meningkat dengan seiring berkembangan era-digital,  dan menyasar bukan hanya orang dewasa bahkan sampai ke anak usia dini, dari kalangan atas sampai ke bawah, dari pedagang sampai pelajar pun tidak sedikit.
            Pertumbuhan cepat yang terjadi pada remaja, seringkali menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwa masa remaja adalah masa yang penuh dengan persoalan dan kesukaran, di lain pihak, ada yang memadang usia remaja adalah usia yang indah, menyenangkan dan penuh dengan kreasi. Persoalan ini bagaikan koin yang kedua sisinya tidak bisa di pisahkan. Tapi tidak sedikit juga masa remaja yang berlimpah ruah dengan segudang prestasi.
Terkadag kita mendengar remaja (wanita) mereka berdalih “Mencari Jati Diri” dengan segudang aktifitas positif maupun negatif, yang seharusnya kita (wanita muslim) mencontoh kepada para pendahulu kita (Sahabat Rasul) yang begitu gemilang tanpa meninggalkan perannya sebagi wanita. Saya yakin generasi sekarang sudah tidak tahu akar sejarahnya yang seutuhnya, pantas saja banyak persoalan yang menyeruak keperukaan yang tidak berhenti seolah silih berganti dan intensitasnya semakin banyak, apa yang mau kita salahkan dan siapa yang mau kita salahkan hari ini. Tapi solusinya bagaimana pemerintah, sekolah, maupun masyarakat harus ada pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai sejarah (sahabat nabi) yang belum terungkap semua dan bahkan generasi sekarang sudah melupakan nilai sejarah dengan berbagai dalih, seharusnya sejarah (sahabat wanita nabi) menjadi pelajaran untuk remaja (wanita) yang paling pokok, karena di dalam Al-Quran begitu banyak ayat yang berkaitan dengan sejarah kurang lebih 1/3 Al-Quran membahas tentang sejarah.
Jadi ini sangat jelas kenapah remaja (wanita) hari ini banyak tersandung persoalaan, dikarenakan tidaknya sejarah dijadikan pelajaran yang berharga dalam kehidupan, ibu kita khodijah dengan segala keutamaannya banyak yang harus kita (wanita) teladani,

            Sahabat-sahabat Nabi saw. adalah generasi terbaik sepanjang sejarah peradaban manusia setelah para Nabi dan Rasul. Demikian halnya dengan sahabat wanita yang hidup bersama mereka, setiap sahabat wanita bagaikan sekuntum buga yang tumbuh diladang Islam, lalu ketia wana berarak diatasnya dan menumpahkan air hujan, bunga yang bersih dan sarat dengan nilai takwa itu terus tumbuh subur dengan pupuk yang diperoleh dari dua sumber yang bersih yaitu Al-Quran dan As-Sunnah, maka pada masa berikutnya, ia menebarkan semerbak keharumannya kepada seluruh pelosok alam raya dengan keharuman iman dan tauhid. Demikian halnya dalam pengorbanan dan kegigihan dalam membela akidahnya.

Dan kita masih ingat apa yang dikatakan Ir.Soekarno Presiden RI ke-1 JASMERAH ( Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Dan Ust. Budi Ashari, Lc dalam ceramahnya menyampaikan “Bangsa Yang Hebat Adalah Yang Mengetahui Akar Sejarahnya” dan menyampaikan juga tentang “Berdirinya sebuah bangsa yang hebat maka muliakanlah wanita dan apabila sebuah bangsa hancur di karenakan wanita”. Karena Al-Quran memposisikan wanita begitu mulia dan pas diposisinya. Dengan demikian kita sadar apa yang menjadi Ruh-nya para wanita dan siapa suritauladan bagi wanita.
                                                                                      Bandung, 30 Juli 2016

                                                                                                Penulis


Refrensi dari berbagai sumber buku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM KEBENDAAN DAN HAK KEBENDAAN

KAIDAH-KAIDAH FIQIH

“Menanamkan Cinta Ilmu Kepada Anak”