“Demokrasi” (Bukan hanya Sebuh Kata-kata(Teori) saja)
Penulis : Yadi Jayadi

(Penulis:
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukuk (UIN SGD BDG), Sekretaris Umum HIMAT
Cabang Bandung, Pimpinan Lembaga Pers Mahasiswa LENSA HIMAT, Pembina IKRAMA Al
Muhajirin – Bandung. Pendidik DTA Mitra Muhajirin – Bandung)
Demokrasi adalah perwujudan pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. : Realita memahami konsep Demokrasi Di Negeri
ini sungguh sangatlah menghawatirkan. Dalam
pelaksanaannya selalu saja ditemukan banyak sekali penyelewengan-penyelewengan
yang banyak dilakukan,
Apabila
Indonesia Di Bangun hanya atas dasar teori Demokrisasi semata (hanya ucapan)
yang pada akhirnya Demokrasi melakukan penggusuran, Siapa yang akan tergusur ?,
Yang akan tergusur adalah orang yang tidak memiliki kapital akan tergusur oleh
Demokrasi, orang yang tidak meemiliki sumber daya informasi akan tergusur oleh
demokrasi, orang yang tidak memiliki media informasi akan tergusur oleh demokrasi, kalau demokrisasi hadir tanpa kecerdasan
masyarakat, tanpa peranan masyarakat maka sejatinya masyarakat kita
"tergiring" bukan masyarakat yang memiliki "pendapat" (Gagasan),
Kalau
masyarakat "Tergiring" dan kebebasan berpendapatnya di kebiri, yang
seharusnya masyarakat memiliki pendapat (ide/gagasan). Pertanyaannya : Siapa
yang memiliki pendapat? Dewasa ini orang yang memiliki pendapat adalah orang
yang memiliki dan menguasai teknologi dan informasi (Media), Siapa yang
Menguasai Teknologi dan Informasi (Media)?. orang yang menguasai pendapat dan
informasi adalah orang yang memiliki kapital.
Fenomena
ini sudah sangat jelas bahwa siap yang memiliki kapital besar maka dia akan
menguasai pendapat, media informasi dan bahkan dengan modal kapital dapat
membeli suara (ide/gagasan) masyarakat bawah, apakah seperti ini
“Ber-Demokrasi” yang sesungguhnya ? atau kah pemerintah tidak bisa tegas dalam
berdemokrasi, masih banyak kejahatan – kejahatan berdemokrasi di negara ini.
Ini
sangat menghawatirkan (Negara Ini Sakit) , jelasnnya orang yang tidak memiliki
kapital (Orang Miskin) akan terseok-seok di sudut-sudut kehidupan bahkan
jeritannya dan pendapatnya tidak akan terdengar, Ini Bukan Demokrasi namanya (ini
Kesemuan dalam Ber-Demokrasi)
Demokrasi
yang sejati adalah "Menangkap dan memahami Seluruh Relung hati dan
Kegelisahan Rakyat Tanpa Rakyat berbicara dan berpendapat, Karena Pemimpin Yang
cerdas itu Adalah "Tidak menunggu rakyat bicara dan berpendapat,
sebelum rakyat bicara Pemimpin sudah menyiapkan dan menyajikannya untuk
kepentingan rakyat" bererti
Demokrisasi belum mampu menghantarkan rakyat kepada keadilan kalau difahaminya
Demokrisasi sebagai Asesoris, tapi kalau Demokrisasi difahami sebgai konsep
paripurna (Faham Seluruhnya tatanan, suara hati rakyat, dan segala
kebutuhannya) Demokrasi haruslah difahami dari Teks dan Konteks.
Bandung,
19 September 2016
Penulis
Penulis
Komentar
Posting Komentar