PILPRES 2019 KH. Ma’ruf Amin Versus Sandiaga S Uno Bukan Jokowi dan Prabowo
Menarik untuk diperhatikan akhir-akhir
ini, sepekan kemarin tarik ulur dalam ruang politik yang tersaji pada media
terkait Pemilihan Presiden 2019, kita sudah mengetahui betul riak-riak jauh
sebelum tanggal 10 Agustus 2018
(Pendaftaran Calon Presiden dan Wakil), banyak nama yang muncul yang
mendeklarasikannya bakal calon Presiden maupun Wakil. Dan media tidak habisnya
memberikan opininya untuk mewarnai PILPRES kali ini.
Banyak sekali yang
digadang-gadang akan maju sebagai Capres maupun Wapres, seperti halnya, Gatot
Nurmantyo, Anies Baswedan, Cak Imin, M.Romahurmuziy, Mahfud MD, Ahmad Heryawan,
Ust.Abdul Somad, Tuan Guru Bajang, AHY, dan Tentunya Joko Widodo Sebagai
Petahana dan Prabowo Subianto sebagai Penantang, tokoh-tokoh ini memenuhi
media-media Elektronik maupun Cetak, dari iklan televisi bahkan baliho-baliho
memenuhi sudut-sudut kota di seluruh nusantara ini.
Dan tidak habis di situ,
isu-isu pun banyak bermunculan, dari isu Kemiskinan, Ekonomi, Tenaga Asing yang
entah seperti apa pemerintah mendatangkan mereka, dan isu yang hangat adalah
Isu Agama (Adu Domba), dan yang paling banyak dibicarakan tentang
#2019GantiPresiden ini menuai kritik keras dan tidak kalah juga dengan dukungan
serta setuju dengan Hastag seperti itu, dan euforia hastag tersebut terus
berjalan masif dan sampai ada deklarasinya.
Dengan serangkaian
kejadian tersebut, euforia PILPRES2019 tidak selesai sampai disitu, seminar dan
acara debat pun memberikan kritik panasnya, terutama yang banyak menyita
perhatian warga netizen ialah argumen Salah satu Pemerhati Politik Yakni Rocky
Gerung dengan kata-katanya “Dungu, Cebong dan Banyak lagi. Ini menjadi kritikan
paling tajam. Tapi penulis ingin menyampaikan bukan itu.
Bangsa ini sudah 73 Tahun
sudah, tentunya ini menjadi modal bagi para pemimpin bangsa ini memiliki
kecerdasan dalam menganalisa fenomena Pro dan Kontra nya bangsa ini untuk
menjadi bekal bangsa ini kedepan. Tapi bergati tetap berganti tapi ketimpangan
masih saja terjadi dari bangsa ini. Salah siapakah ini. Apabila kita mau
menyalahkan.
73 tahun bangsa ini
berdemokrasi dan berpolitik, namun politik selalu cair dan kita susuah untuk
menebaknya, kuirun waktu dari tanggal 01 Agustus – 09 Agustus 2018 media di
penuhi oleh Calon Presiden (Joko Widodo) dan Calon Presiden (Prabowo Subianto)
tapi media dibuat penasaran dan KEPO Banget siapa yang akan menjadi Wakilnya
Mereka Berdua, Banyak yang mengkaji siapa aja yang akan menjadi wakilnya,
Diantaranya Cak Imin yang begitu serius untuk menjadi Wakil untuk Joko Widodo,
ada M.Romahurmuzy dan Disusul oleh Tuan Guru Bajang yang mendukung 2 Periode
Joko Widodo, dan tidak ketinggalan Mahfud MD dan dikubu penantang yang akan
menemani Prabowo Subianto diantranya Anies Baswedan, Gatot Normantyo, Ahmad Heryawan,
Ust. H. Salim Segaf Al-Jufri dan disusul Oleh AHY, serta Ust. Abdul Somad yang
banyak diminta untuk mendampingi Prabowo. Dan bergulir terus menerus.
Tapi politik tetaplah
politik, politik di negeri ini begitu cair tidak mudah ditebak dan diterka oleh
penalaran logika semata. Dan pada akhirnya sudah sampai pada waktu pendaftaran
Calon Presiden dan Wakil tepatnya pada tanggal 10 Agustus 2018 Hari Jum’at.
Setiap kubu pun begitu serius dalam mempersiapkannya. Diawali oleh Deklarasi
pihak Petahana Joko Widodo yang awalnya digadang-gadang dengan Mahfud MD dan
Tiabanya deklarasi Jokowi Mengucapkan Satu Nama yakni KH. Ma’ruf Amin (Ketua
Umum MUI) dan dilanjutkan Prabowo Subianto dengan menggandeng Sandiaga S Uno
sebagai Calon Wakil Presiden untuk menemaninya.
Nama-nama yang menemani
Jokowi dan Prabowo ini tak banyak diperbincangan sebagai wakil, tapi inilah
politik meski banyak isu miring dibaliknya, ketika penulis melakukan penelitian
menanyakan ke Tukan Ojek pangkalalan, duduk di warung kopi dan mendengarkan
ocehan mereka dan duduk diruang kelas dengan para mahasiswa dengan fenomena
ini.
Hemat penulis dapat
mencatat dari urutan diatas. Pertama, Jokowi sebagai Nasionalis mengapa
menggandeng Kyai H.Ma’ruf ingin menutupi kekurangannya masalah agama, Kedua, Ingin
Menarik Suara NU untuk memilihnya dengan menggandeng Kyai H.Ma’ruf Amin dan ia
tokoh NU yang paling disepuhkan, tentu sangat wajar bila suara akan banyak
didapat darinya. Ketiga untuk merespon dari Penantang (Prabowo) yang di media
gencar Akan menggandeng UAS sebagai wakil, ia Ulama yang lagi Kondang seluruh
nusantra tentunya mengetahuinya. Maka dengan itu Jokowi menggandeng Kyai H.
Ma’ruf Amin. Dan di pihak Penantang (Prabowo S) memilih Sandiaga S Uno sebagai
wakil ini juga memiliki polemik diantaranya tarik ulurnya Prabowo dan SBY, yang
beredar di masyarakat karena SBY ingin AHY sebagai wakilnya, tapi Prabowo malah
memilih Sandiaga S Uno. Itulah politik. Segala kemungkinan akan terjadi.
Politik sipatnya liar dan tidak mudah diprediksi. KH.Ma’ruf Amin atau pun
Sandiaga S Uno ini menjadi parameter pemilih mereka menjadi seksi untuk
diperbincangkan. Keduanmya memiliki pemilih yang begitu antusias karenanya.
Analisa antara keduanya pun banyak. Bahkan Jokowi dan Prabowo kalah dengan
sorotan Mereka. Kini tinggal KH. Ma’ruf Amin dan Sandiaga S Uno yang
berkreatifitas dan memiliki Karisma Kekinian.
Bandung, 12 Agustus 2018
Penulis Sunyi
Komentar
Posting Komentar