Korupsi Adalah Parasit Pencabut Nyawa Negara
Apabila
kita mau membaca dan mendengar suara rakyat melalui media massa serta diskusi
dan debat yang di siarkan oleh salah satu statsion televisi dengan berbagai
kalangan dan tokoh serta Ahli ikut berkomentar, terasalah sekarang ini muncul
kecemasan atas masa depan pemberantasan korupsi.
Di
kalangan gerakan prodemokrasi dan pegiat antikorupsi banyak yang cemas,
pascaperistiwa cicak vs buaya jilid 3, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan
lumpuh. Tapi sebagian kalangan mengeluarkan argumennya mereka berpendapat KPK
selama ini telah menunjukkan prestasi hebatnya dalam perang melawan korupsi.
Bahkan KPK menuai kritik dari sebagian kalangan yang berargumen bahwa KPK
selalu tebang pilih dalam melakukan pendindakan.
Apabila
kita mau merenung integritas KPK bisa saja memutus rantai penghalang dari
bayang-bayang kalangan yang mau menghalagi peberantasan korupis. Integritas KPK
akan mengantarkan orang-orang kuat di lembaga-lembaga Negara dan elit
sekalipun. Selain itu pengusaha hitam, dan pelaku berbagai mafia.
Dan kita akui juga prestasi KPK itu, Integritas KPK
tak pernah gagal membuktikan dakwaannya ketika seseorang sudah diajukan ke
pengadilan sebagai terdakwa. Semua kasus yang diajukan KPK ke pengadilan tentunya
para tersangka bisa dikirim ke penjara karena terbukti korupsi.
Kita masih ingat dengan
kasus yang menjerat pimpinan BUMN PT Merpati yang lolos di pengadilan tingkat
pertama, tetapi pada akhirnya Mahkamah Agung di tingkat kasasi: terdakwa
dijatuhi hukuman juga. Semua yang naik banding dan kasasi pasti ditolak dan
pengadilan banding maupun kasasi selalu memenangkan KPK. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa KPK sudah profesional. Itulah sebabnya KPK sejak zaman
Taufiequrachman Ruki sangat disegani. Ruki telah berhasil meletakkan
dasar-dasar profesionalisme dan kegagahan sepak terjang KPK. Namun asumsi ini
masih terlalu dini.
Tidak sedikit KPK menghadapi ancaman kelumpuhan (pelemahan
KPK). Banyak yang merasa bahwa sekarang ini sedang terjadi kriminalisasi (meski
istilah ini bisa diperdebatkan) terhadap orang-orang KPK dan para pendukungnya
dan terjadi proses pelumpuhan terhadap KPK sebagai lembaga penegak hukum. Katakanlah
Kasus Penyiraman Novel sampai saat ini tidak jelas arahnya.
Ini sungguh mengkhawatirkan. Mau tidak mau karena KPK
merupakan anak kandung reformasi yang dalam perjalanannya paling berhasil
memerangi korupsi. Tapi kalau mau berintrospeksi dalam kasus yang terakhir, kasus
cicak vs buaya jilid 3, integritas KPK sedikit di pertanyakan, telah bertindak sedikit
ceroboh/gegabah dan terasa berbau politis. Ada keganjalan (pelanggaran etis) dan kecerobohan dalam
prosedur hukum yang harus dibayar mahal sekarang. Contohnya dalam Penetapan
Budi Gunawan sebagai tersangka yang bersambungan dengan
pengusulannya sebagai calon kapolri telah menimbulkan kesan kuat adanya unsur
politis. Dengan terkuaknya fakta bahwa Ketua KPK Abraham Samad telah melakukan
pertemuan-pertemuan politik yang terkait dengan dirinya menjelang Pilpres 2014.
Meskipun rakyat kebingungan di buatnya dan kita sangat sulit dengan
kejelasannya perkara ini.
Hemat penulis, apabila Integritas KPK ingin kembali
maka kembalilah pada fungsi KPK itu sendiri, jangan tebang pilih dalam
menyelesaikan kasus. Masa depan pemberantasan korupsi tentu sangat suram
apabila tidak ada langkah-langkah penyelamatan Integritas dan Fungsi KPK itu
sendiri. Setuju, tidak setuju, untuk
menyelamatkan KPK saat ini berada pada keberanian orang-orang di KPK itu sendiri.
Kita tidak boleh berkompromi dengan korupsi karena
korupsi adalah parasit pencabut nyawa negara. Terus terang saja, bangsa yang kita cintai bersama ini
merupakan bangsa nomor empat di muka bumi. Namun sepertinya bangsa kita sedang
mengalami krisis jati diri dan krisis identitas. Banyak hal yang
menggembirakan, tapi banyak hal juga yang menyedihkan dan menyakitkan bangsa
ini salah satunya korupsi. Kalaulah kita katakan sudah merdeka, sejauhmana kita
menumbuhkan nasionalimse ekonomi, nasionalime politik, nasionalisme
pertahanan-keamanan, nasionalimse pendidikan, dan nasionalisme bidang kehidupan
lain? Penyakit korupsi memang tak pernah pergi!. Integritas KPK terletak pada
Keberanian dalam mengungkap kasus. KPK hanya bekerja untuk keberlagsungan
Negara, Apabila Institusi KPK Buruk maka Negara Ini Pun Akan Buruk, di negara
manapun apabila terjadinya bayak Korupsi maka negara itu akan Hancur. Demikian dengan
Integritas KPK di Negeri ini.
Bandung,
20 Juli 2018
Penulis
Sunyi
Rujukan:
Edward W. Said, Kebudayan
Dan Kekuasaan, Mizan, 1995
M. Amien Rais, Agenda
Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia!, PPSK Press, 2008.
Maryaeni, Metode
Penelitian kebudayaan, Bumi Aksara, 2005
Zainuddin
Maliki, Politikus Busuk: Fenomena Insensibilitas Moral Elite Politik,
Galang Press, 2004
Komentar
Posting Komentar